Nasehat Syaikh Muhammad Al-Imam



“Adapun berbagai nukilan ucapan Asy-Syaikh Al-Imam yang sudah tersebar tanpa izin Beliau maka Asy-Syaikh menganggapnya batal” JALANKAN NASEHAT ULAMA… Adakah yang menganggap di Negeri ini “dirinya lebih ber-‘Ilmu dari Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam”? Ringkasan Pertemuan dengan Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam بسم الله الرحمن الرحيم Segala puji hanya milik Allah, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah, keluarga Beliau, para Shahabat Beliau, dan orang-orang yang berloyalitas kepada Beliau. Kami telah mentranskrip nasehat bapak kami Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam yang beliau sampaikan pada hari Rabu (15 Safar 1435 H) yang bertepatan dengan (18 Desember 2013 M), kemudian kami sampaikan keseluruhan kepada Asy-Syaikh untuk dibaca. Kemudian Asy-Syaikh menyimpulkan untuk disebarkan. Adapun berbagai nukilan ucapan Asy-Syaikh Al-Imam yang sudah tersebar tanpa izin Beliau maka Asy-Syaikh menganggapnya batal. Beliau merasa bersedih akan nukilan tersebut. Berikut ini adalah ringkasan resmi yang direkomendasikan oleh Asy-Syaikh untuk disebarkan. Tidak ada perbedaan diantara kita bahwa ucapan Ulama itu disebarkan dan tidak dilipat (disembunyikan) Ucapan Asy-Syaikh Rabi’ kami perhatikan dan kami hormati (kami dengar dan kami pegang), alhamdulillah terkait dengan kedua Syaikh yaitu Dzulqarnain dan Luqman, saya nasehatkan kepada keduanya dan yang bersama keduanya untuk bertemu dihadapan Asy-Syaikh Rabi’ untuk kedua kalinya dan ketiga kalinya, kemudian mereka menerima berbagai arahan para Ulama, menjaga da’wah, dan setiap orang mengorbankan dirinya dijalan kebenaran. Ini yang kami cintai untuk mereka lakukan, kami arahkan mereka dengannya, dan kami ajak mereka kepadanya. Di tengah-tengah pertemuan tersebut Asy-Syaikh mengingatkan untuk tidak menukil ucapan darinya. Beliau berkata : Tidak perlu terjadi perselisihan disini (di Ma’bar). Dan kami katakan kepada kedua syaikh, Dzulqarnain dan Luqman agar mereka mendengar arahan para Ulama. Dan Dzulqarnain hendaknya pergi menemui Asy-Syaikh Rabi’ dan duduk bertemu dengannya. Apa yang diarahkan Asy-Syaikh maka dia jalankan. Dan jika dia merasa ada yang tersembunyi dari Asy-Syaikh Rabi’ maka dia jelaskan padanya. Apabila Asy-Syaikh Rabi’ berkata kepadanya “aku memandang demikian” maka dia menerimanya. Semua permasalahan yang diperselisihkan hendaknya dikembalikan kepada para Ulama, terkhusus Ulama kibar, seperti Waliduna Asy-Syaikh Rabi’. Ini nasehatku kepada Dzulqarnain. Jika dia mewujudkannya maka kita memohon kepada Allah agar (Allah) meninggikannya. Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan meninggikannya. Namun jika dia tetap tidak pergi dan tidak pula menerima berbagai arahan Beliau (Asy-Syaikh Rabi’) maka kami memandang hal ini kurang tepat. Dan Asy-Syaikh Al-Imam telah membaca ucapan (tulisan) Dzulqarnain yang berisi bahwa dia akan pergi menghadap Asy-Syaikh Rabi’. Maka Asy-Syaikh merasa gembira dengan hal itu dan mendoakan kebaikan untuk Dzulqarnain. Maka hendaknya berusaha untuk tenang, tidak tergesa-gesa untuk mencebur (menjatuhkan), untuk saling menghindar, untuk saling menghajr, dan untuk saling memutus hubungan. Inilah yang kami nasehatkan. Semoga Allah memberi Taufiq. Muhammad bin Abdillah Al-Imam 17 Shafar 1435 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar