بسم الله الرحمن الرحيم
Asy Syaikh Muhammad bin Abdullah Al Imam –hafidzhahullah- berkata :
“Jika kalian ditanya tentang Dzulqornain, katakanlah : “Al Imam (yakni Asy Syaikh), sebagian ikhwan sudah membacakan kepada beliau ucapan Dzulqornain, bahwa dia akan pergi (menemui) Asy Syaikh Rabi’, serta dia akan demikian dan demikian. Maka beliaupun bergembira karenanya dan mendoakan kebaikan buat Dzulqornain. Karena itu, selayaknya (untuk) tenang dan tidak tergesa-gesa untuk larut (dalam membicarakannya), (tidak) saling menghindar, dan (tidak) saling memboikot, ini yang kami nasihatkan.
Jika kalian ditanya dan mereka menghubungi kalian, katakanlah (bahwa) ucapan (beliau) demikian, Al Imam (yakni Asy Syaikh), salah seorang ikhwan sudah memperdengarkan atau membacakan kepada beliau ucapan Dzulqornain. Maka beliau pun bergembira dengan hal itu. Dan kami menasehatkan untuk tenang dan tidak tergesa-gesa untuk saling memboikot dan memutuskan hubungan. Dzulqornain hendaknya bersegera untuk pergi (menemui) Asy Syaikh Rabi’, (itu) lebih baik.
(Risalah ini sudah diteliti ulang dan diizinkan untuk disebarkan oleh Syaikh kami Muhammad bin Abdullah Al Imam –hafidzahullah)
Surat Buat Guru kami Syaikh Robi'
Kepada Fadhilatus-Syaikh Al Walid Rabe bin Hadi Al Madhali -Semoga Allah memanjangkan umur beliau diatas kesehatan dan keselamatan-
Tidakluput dari pengamatan Anda akan berita Salafiyin dan dakwah mereka di Indonesia saat ini seperti tercerai-berai dan perpecahan yang terjadi diantara masing-masing individu mereka yang semakin membuat syaithan dan musuh-musuh sunnah bergembira, terlebih lagi setelah Al Ustadz Luqman merilis tahdzirnya dari ustadz-ustadz lainnya seperti Al Ustadz Dzulqarnain secara khusus bersandar kepada ucapanmu tentangnya bahwa Al Ustadz Dzulqarnain suka berubah-ubah dan berjalan diatas metode Al Halabi (Asy-Syaikh Ali Hasan AlHalabi).
Maka dalam rangka menjelaskan perkara ini serta sebagai wujud tanggung jawab kepada kawan dan agar perkaranya semakin jelas, saya utarakan uraian berikut:
1-Mengelompokkan Al Ustadz Dzulqarnain ke dalam golongan ustadz-ustadz yang berpendapat bolehnya mendengar Radio Rodja tidak benar. Karena ia memiliki ucapan yang mentahdzir dari Radio ini dan ucapannya tersebar sampai salah seorang da’i Radio tersebut membantahnya dengan bantahan dalam beberapa episoded sebabkan tahdzirannya ini.
2-Begitu pula perkara menisbatkan kepada Al Ustadz Dzulqarnain, bahwa beliau bertanya kepada Asy-Syaikh Muhammad Al Imam pertanyaan yang sama yang pernah ditanyakan kepada Anda di Makkah yaitu pertanyaan seputaran Radio, saya bersaksi bahwa Al Ustadz Dzulqarnain berlepas diri dari tuduhan ini. Karena ia sendiri merasa cukup dengan ucapanmu. Dan saya ada di pertemuan itu.
3-Adapun hal yang berkaitan dengan pokok perkara, meskipun saya meyakini antara saya dan Allah Ta’aala bahwa dakwah Radio adalah dakwah Ahlussunnah dan begitu pula da’i-da’inya secara umum bahwa mereka adalah Ahlussunnah, sesungguhnya saya berpegang dengan nasihatmu untuk tidak memperdalam masalah ini dengan terus memuji Radio agar perselisihan tidak semakin tajam.
Akan tetapi setelah semua duat kembali ke negeri mereka masing-masing (setelah pertemuan di Makkah), Al Ustadz Luqman memaksa saya untuk mentahdzir dari Radio ini secara terang-terangan dihadapannya. Dan saya tidak terima pemaksaan seperti ini dari dia, karena cukup selain saya yang mentahdzirnya seperti Al Ustadz Dzulqarnain. Oleh karena itu saya katakan kepada Al Ustadz Luqman bahwa “Ucapan Asy-Syaikh Rabe cukup dan melegakan”
4-Dan sejak saat itu Al Ustadz Luqman mentahdzir dari saya dan diikuti setelahnya oleh Al Ustadz Muhammad Assewed. Keduanya mentahdzir dari saya pada beberapa majlis. Kemudian kondisinya semakin memburuk dengan keluarnya tahdzir Al Ustadz Luqman dari da’i-da’i yang dia anggap tidak sejalan dengan jalan yang ditempuh olehnya dengan tidak mentahdzir dari saya. Sebagaimana hal ini pernah ia utarakan sendiri dalam ancamannya secara lugas. Lalu keluarlah tahdziran Al Ustadz Luqman dari Al Ustadz Dzulqarnain setelah itu dan dari da’i-da’i lainnya.
Ini yang ingin saya utarakan kepada Anda. Dan saya tidak mengharapkan dibaliknya selain keridha’an Allah Ta’aala dan kembalinya dakwah salafiyin kepada jalan yang lurus dengan berdakwah ke jalan Allah dengan ilmu dan hikmah serta jauh dari fitnah dan perpecahan pada barisan mereka. Sebagaimana saya juga berdoa kepada Allah semoga Allah menganugrahkan kepada kami keikhlasan dalam ucapan dan perbuatan.
Jakarta– Indonesia
Muharram17 Safar 1435 H
Yangmencintaimu
(JafarSalih)
Kemana Harus berakhir cerita ini??
dengar informasi ustadz jafar shalih mengirim sepucuk surat penjelasan kepada syaikh robi tentang hakikat ustadz dzulqornain akan tuduhan yg dilontarkan ustadz luqmancs kepada ustadz dzul hingga menimbulkan tahdziran beliau (syaikh robi) kepada ustadz dzul
jika seandainya tahdziran syaikh robi kepada ustadz dzulqornain dicabut krna surat ustadz jafar kepada syaikh robi atau adanya klarifikasi ustadz dzul kepada syaikh robi maka ini menjadi pertanyaan besar, jika fatwa syaikh dicabut maka ada keanehan bukannya katanya para munqolid beliau yakni syaikh robi bahwa beliau tidak mungkin mentahdzir seseorang kcuali adanya nasihat tasabhut dan tabayyun dengan waktu yg cukuuuup lama dan sangat mengetahui keadaan seseorang tersebut, nah klau sampai tahdziran syaikh robi kepada ustadz dzul dicabut berarti syaikh robi ruju kepada kebenaran dan berarti syaikh robi tidak mengetahui keadaan ustadz dzulqornain dan syaikh robi tidak tasabut memberikan nasihat dan tabayyun kepada ustadz dzulqornain namun kenapa syaikh robi dengan mudahnya mentahdzir ustadz dzul???
Ust Dzulqarnain VS Ust Luqman
RIWAYAT PENDIDIKAN
Ust Dzulqarnain
1994 - 1995 Belajar Bahasa Arab di Jawa
1995 - 1999 Belajar di Ma'had Darul Hadits , Damaj (Hafal Al-Qur'an 30juz)
2004 - Belajar di Saudi Arabia
Ust Luqman
1994 - 2000 Belajar di Ma'had Darul Hadits , Damaj
Biografi Ust.Luqman Ba'abduh
Nama lengkap penulis adalah Luqman bin Muhammad Ba’abduh. Dilahirkan di Kota Bondowoso Jawa Timur pada tanggal 13 Mei tahun 1971
Pada awal tahun 1994, Allah memberi kemudahan untuk berangkat ke Negeri Yaman —negeri yang sekaligus tempat kakek-kakeknya berada— untuk menuntut ilmu kepada salah seorang Muhaddits besar abad ini, yaitu Asy Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i Al Hamdani rahimahullah. Jika dulu di zaman tabi’it tabi’in, dinyatakan tentang Al Imam ‘Abdurrazzaq bin Hammam Ash Shan’ani rahimahullah –salah seorang ‘ulama besar dari Negeri Yaman pada masa itu–: “Tidak ada seorang ‘ulama pun yang paling banyak didatangi oleh para thullabul ‘ilmi (penuntut ilmu syar’i) dibandingkan ‘Abdurrazzaq bin Hammam.” Maka di abad ini, kita bisa menyatakan bahwa: “Tidak ada seorang ‘ulama pun yang paling banyak didatangi oleh para thullabul ‘ilmi (penuntut ilmu syar’i) dari manca negara dibandingkan Asy Syaikh Muqbil rahimahullah.”
Biografi Ust.Dzulqarnain Bin Sanusi
Nama dan Nisbatnya
Nama beliau adalah Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi. Kunyah beliau (nama panggilan) adalah Abu Muhammad.
Lahir di Kota Makassar pada tanggal 12 Agustus 1976, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
Pengalaman Menuntut Ilmu
Bermula dari tahun 1994, beliau belajar bahasa Arab dan beberapa cabang ilmu syari’at lainnya di pulau Jawa.
Mendekati pertengahan tahun 1995, beliau diberi anugrah oleh Allah sehingga mendapat kesempatan untuk menuntut ilmu ke Ma’had Darul Hadits, Dammaj, Yaman. Dan beliau terus menerus belajar di desa terpencil itu hingga pertengahan tahun 1999. Di Ma’had Darul Hadits beliau hafal Al-Qur’an 30 juz dan memperlajari berbagai bidang ilmu syari’at.
Langganan:
Postingan (Atom)